Sering kita mendengar ada lowongan yang dibuka oleh perusahaan untuk mengisi posisi “Management Trainee”.
Istilah yang dipakai oleh perusahaan bisa berbeda-beda, seperti
Management Trainee, Management Development Program, Graduate Management
Associates Programme, Graduate Trainee, Development Program, Program
Pendidikan, Program Pengembangan Staff, dan lain sebagainya. Meskipun
nama program yang ditawarkan berbeda-beda, akan tetapi esensinya
tetaplah sama. Lalu apa sebenarnya posisi ini? Bagaimana proses seleksi
yang perlu dihadapi? Dan bagaimana prospek karirnya?
Pada masa
kini perusahaan apapun pasti membutuhkan sumber daya manusia untuk
ditempatkan pada posisi manajerial. Namun, banyak atau seringnya
karyawan berpindah-pindah pekerjaan membuat perusahaan-perusahaan
mengalami kesulitan untuk mendapatkan seorang manajer yang tahu benar
kondisi bisnis perusahaan tersebut. Dengan kata lain, seakan-akan
investasi di bidang sumber daya manusia tidak membawa hasil. Sebenarnya banyak
faktor yang mempengaruhi hal tsb, diantaranya seperti kenyamanan di tempat kerja, status pegawai (outsource / contract based only), sallary, jenjang career, etc
yang membuat pekerja mencari status yang lebih baik.
Itulah mengapa ada perusahaan-perusahaan yang menerapkan program rekruitmen lewat management trainee
(MT). Tujuannya ialah mendapatkan manajer yang memahami kondisi bisnis
perusahaan tersebut. Biasanya para MT akan memulai karier dari staf,
lalu meningkat ke posisi supervisor, eksekutif, dan akhirnya ke manajer.
Kebanyakan
yang direkrut untuk menjadi MT adalah para lulusan baru (fresh
graduate). Mereka diberi pelatihan dan pengetahuan tentang kondisi
bisnis perusahaan tersebut. Maka, seorang management trainee adalah
peserta dari program tadi.
MT merupakan proses rekruitmen dan
pencarian sumber daya manusia dengan kualitas tertentu dalam bidang
tertentu, yang dilatih untuk ‘menduduki’ posisi kunci dalam sebuah
perusahaan. Menurut Inge Santoso, seorang trainer yang biasa memberikan
pelatihan di sejumlah perusahaan besar, yang ditekankan pada MT adalah
aspek psikologis. Para peserta pelatihan, katanya, biasanya tidak
melihat potensi besar yang mereka miliki. ‘’Tugas kami di sini
menyadarkan mereka untuk melihat potensi terpendam mereka,’’ ujarnya.
Setelah
sadar, mereka biasanya berusaha menggali dan memperbaiki kinerja mental
mereka. Dampak setelah mengikuti pelatihan tersebut, mereka menjadi
lebih giat dan bekerja secara total. Kehidupan pribadi dan sosial
mereka, lanjut Inge, juga semakin bagus. Tidak ada latar belakang
pendidikan khusus untuk menjadi seorang MT. Tergantung perusahaan,
posisi untuk bidang apa yang dibutuhkan. Di Amerika, yang banyak
membutuhkan MT adalah bidang ritel, jasa, dan department store. Di
Indonesia pencarian MT ditawarkan oleh perbankan. Hanya saja, nama MT
menjadi businees development programme. Iwan Setiawan, trainer dari
Forever Young Indonesia, sebuah perusahaan multi level marketing,
mengungkapkan, yang ditekankan pada para MT ialah pengembangan karakter.
Diharapkan, setelah mengikuti pelatihan, para anggota di perusahaannya
akan lebih kuat dan stabil. ‘’Manusia tersusun dari fisik, mental,
emosi, dan rohani. Satu sama lain harus saling terkait,’’ ujarnya.
Di
perusahaan tempat Iwan bekerja, profesi MT masuk dalam bagian training
dan human resources development (HRD). Itu tidak selalu berlaku
demikian, tergantung kebijakan masing-masing perusahaan.
Tergantung
kebijakan perusahaan juga berlaku pada lamanya program pelatihan yang
diberikan untuk MT. Ada perusahaan yang mewajibkan MT mengikuti
pelatihan antara 1-2 tahun dengan diberi pengetahuan tentang
pengendalian bisnis, pembuatan kebijakan, rencana manajerial, dan
membangun jaringan komunikasi.
Ada perbedaan antara masuk kerja
pertama sebagai karyawan dan MT. Bila sebagai karyawan, seseorang harus
menjalani masa percobaan. Sementara bila sebagai MT, ia akan menjalani
masa evaluasi. Sebagai tambahan, peserta MT biasanya akan diputar tempat
tugasnya. Dengan kata lain, mereka menjalani sistem perputaran (rolling
system). Setiap selesai tugas pada satu bagian tertentu, mereka akan
dievaluasi. Demikian seterusnya hingga selesai masa evaluasi. Setelah
masa evaluasi berakhir, MT tidak akan lagi di-rolling. Itu berarti
saatnya ia mulai membangun karier di perusahaan tersebut. Bagaimana Proses Seleksi Management Trainee? Program Management Trainee
(MT) adalah program pengembangan karyawan dengan pola rekrutmen dan
jalur yang khusus. Khusus karena kriteria rekrutmen yang dipakai
biasanya lebih tinggi, dan kadang kala sangat tinggi bila dibandingkan
dengan kriteria rekrutmen untuk karyawan dengan pola biasa. Mulai dari
syarat indeks prestasi (IPK) yang tinggi, pengalaman organisasi yang
memadai, kemampuan atau skill yang cukup, hingga penguasaan bahasa asing
yang baik. MT dirancang khusus untuk menyiapkan kader-kader pemimpin
perusahaan di masa depan. Oleh karena itu proses seleksi program MT
dilakukan dengan sangat ketat, baik dilaksanakan sendiri oleh bagian SDM
perusahaan maupun dengan menyerahkannya kepada konsultan terpercaya.
Proses
seleksi karyawan MT bisa berbeda-beda di tiap perusahaan. Biasanya
tahap-tahap yang akan Anda jalani selama proses seleksi atau rekruitmen
program management trainee ialah:
Tahap 1 :
Psikotes atau online test
Tahap 2 :
Wawancara atau tes bahasa inggris TOEFL
Tahap 3 :
Tes bakat (Assessment Test)
Tahap 4 :
Wawancara dengan bagian SDM atau HRD
Tahap 5 :
Wawancara dengan user/manajemen perusahaan
Tahap 6 :
Medical check up atau tes kesehatan
Setiap
Anda ingin menjalani tes kesehatan, ada baiknya anda menjaga pola makan
dan tidur anda sehari sebelumnya. Karena jika Anda terlalu letih ketika
tes kesehatan, akan berakibat muncul hasil lab yang tidak diinginkan.
PERLU
DIINGAT bahwa Anda bisa saja gagal di TAHAP MANAPUN. Meskipun Anda
sudah sampai hingga tahap terakhir, Anda juga bisa gagal. Proses
penyaringan karyawan MT sangat ketat, sehingga perusahaan sangat
selektif dalam memilih yang terbaik. Tak jarang pada setiap kesempatan
wawancara, Anda akan menghadapi pertanyaan-pertanyaan “jebakan” yang
tujuannya adalah “mencari kelemahan Anda”
Sebagai peserta yang
rata-rata adalah lulusan fresh graduates baru dari perguruan tinggi,
jelas peserta MT masih minim keahlian, pengalaman, pemahaman soal sistem
dan budaya kerja dan kepemimpinan. Oleh karena itu, setelah lolos dari
proses seleksi MT, biasanya Anda akan mengikuti masa training selama 6
bulan hingga 1 tahun, tergantung dari kebijakan setiap perusahaan.
Selama training, anda akan belajar, dididik dan diawasi kinerjanya.
Tidak jarang ada karyawan yang tidak sanggup mengikuti masa training dan
akhirnya keluar dari perusahaan.
Sehingga dia belum bisa disebut
sebagai “lulusan MT” di perusahaan tersebut, karena tidak mengikuti
program training sampai selesai.
Program training MT dalam Bank
swasta yang saya ketahui sangatlah melelahkan, karena harus belajar
setiap hari (seperti kuliah) dan terdapat ujian-ujian tertulis atau
lisan pada saat tertentu. Setelah lulus belajar di kelas, biasanya akan
ditempatkan di cabang-cabang perusahaan atau istilahnya On the Job Training atau OJT.
Selamat Berkompetisi :)
*Diambil dari berbagai sumber